Dampak Negosiasi Dan Konflik Di Lingkungan Kerja
annoyed-business-partners-arguing-meeting

Dampak Negosiasi Dan Konflik Di Lingkungan Kerja

negosiasi dan konflik
negosiasi dan konflik

Setiap organisasi atau tempat kerja memiliki konflik. Konflik sangat mungkin terjadi ketika orang atau kelompok bekerja sama dengan kepentingan dan tujuan yang berbeda. Konflik yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan penurunan produktivitas, kepuasan kerja yang rendah, ketegangan interpersonal, dan kurangnya kolaborasi tim.untuk kelangsungan hidup organisasi dan kesejahteraan karyawan, penyelesaian konflik sangat penting. Namun, karena kepentingan yang saling bertentangan dan emosi yang tinggi, negosiasi sangat penting. negosiasi adalah proses di mana pihak-pihak yang berkonflik berkomunikasi dan berinteraksi satu sama lain untuk mencapai kesepakatan yang menguntungkan bagi semua pihak. 

Dalam lingkungan kerja, negosiasi dapat membantu menciptakan lingkungan kerja yang harmonis dan produktif dengan mengelola konflik secara konstruktif. negosiasi dapat membantu meredakan ketegangan dan memfasilitasi dialog terbuka di antara pihak-pihak yang berkonflik. Dengan menggunakan pendekatan yang saling menguntungkan (win-win), negosiasi memungkinkan para pihak untuk mencapai kesepakatan yang menghormati kepentingan dan kebutuhan masing-masing. 

Selain itu, negosiasi juga memungkinkan untuk menciptakan solusi kreatif yang mungkin tidak terpikirkan sebelumnya.dalam konteks lingkungan kerja, peran negosiasi dalam penyelesaian konflik menjadi semakin penting. Organisasi yang menerapkan pendekatan negosiasi yang efektif dapat meminimalkan gangguan akibat konflik, memperkuat hubungan kerja, dan meningkatkan efisiensi dan produktivitas. 

Table of Contents

Konflik

ika dikaitkan dengan organisasi, Konflik pada individu yang terjadi akibat ketiadaannya ketidakselarasan tujuan, perbedaan interpretasi fakta, ketidaksepahaman yang disebabkan oleh ekspetasi perilaku, dan lain-lain. Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. perbedaan- perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Hal ini disebabkan karena individu membawa ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, seperti fisik,kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain-lain. 

Terdapat jenis-jenis konflik yang sering muncul dalam lingkungan kerja, beserta posisi-posisi yang terkait dalam jabatan lingkungan kerja, diantaranya Berdasarkan pihak yang saling bertentangan: 

1. Intrapersornal Konflik 

Konflik seseorang dengan dirinya sendiri atau konflik yang terjadi dalam diri sendiri. Hal ini terjadi karena adanya dua pilihan atau keinginan yang dimana tidak dimungkinkan keduanya untuk dipilih sekaligus. Konflik intrapersonal dibagi menjadi tiga bentuk, yaitu 

  • A. Konflik pendekatan-pendekatan, yaitu dihadapkan kepada pilihan yang dua-duanya sama-sama menarik. 
  • B. Konflik Penghindaran-Penghindaran, yaitu seseorang dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama menyulitkan. 
  • C. Konflik Pendekatan-Penghindaran, yaitu seseorang dihadapkan pada suatuhal yang mempunyai nilai positif dan negatif sekaligus. 

2. Interpersonal Konflik 

yakni yang terjadi antara seseorang dengan orang lain yang disebabkan adanya perbedaan pandangan atau pendapat atau keinginan antar seseorang. Hal ini biasa terjadi didalam organisasi antara dua orang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain. Konflik interpersonal ini merupakan suatu dinamika yang amat penting dalam perilaku organisasi. 

3. Individu vs Kelompok 

konflik yang terjadi di dalam suatu kelompok dalam organisasi dimana salah satu anggota tidak dapat mengikuti norma-norma yang berlaku dalam kelompok tersebut sehingga timbul suatu konflik yang menyebabkan diasingkannya seseorang tersebut karena tidak dapat berdapatasi dengan kelompoknya.

4. Kelompok vs Kelompok 

Konflik yang dapat terjadi antara satu organisasi yang terdiri atas kelompok kelompok (departemen) yang satu sama lain bersaing untuk menunjukkan bahwa kelompoknya lebih baik daripada yang lainnya. Konflik ini kadangkala menimbulkan konflik yang positif dalam organisasi.

5. Antar Organisasi 

yakni konflik yang terjadi antar organisasi yang bergerak dibidang dan tujuan yang sama. Konflik ini membuat masing-masing organisasi meningkatkan kinerja satu sama lain agar mencapai tujuannya. dalam konflik tidak sepenuhnya berdasarkan atas hasil negarif, melainkan terdapat konflik yang positif yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja dan menumbuhkan perkembangan dan pertumbuhan antar individu melalui pendidikan dan pengalaman yang bertujuan untuk ikut turut serta dalam menghadapi permasalahan dalam lingkungan kerja dan membantu untuk mencari solusi agar perusahaan atau organisasi dapat berkembang dan berpengalaman dalam upaya peningkatan kualitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. 

Negosiasi

Negosiasi adalah proses interaktif antara dua atau lebih orang yang berusaha mencapai kesepakatan atau solusi atas masalah atau perbedaan pendapat yang saling menguntungkan. Tujuan utama dari negosiasi adalah mencapai kesepakatan yang dapat diterima oleh semua pihak yang terlibat, meskipun mereka mungkin memiliki pendapat atau kepentingan yang berbeda di antara mereka. Pihak-pihak yang terlibat dalam proses negosiasi berusaha mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan melalui diskusi terbuka, pertukaran informasi, argumentasi, dan tawar-menawar. Untuk memastikan negosiasi berjalan dengan baik, Anda harus dapat berkomunikasi dengan baik, merasa empati, dan memahami kebutuhan dan kepentingan pihak lain.

Jika dikaitkan dengan organisasi atau lingkungan kerja, Negosiasi dalam organisasi adalah proses interaktif di mana individu atau kelompok bekerja sama untuk mencapai kesepakatan atau solusi yang saling menguntungkan terkait dengan berbagai masalah, kepentingan, atau tujuan organisasi. Negosiasi dalam lingkungan organisasi dapat terjadi antara manajemen dan karyawan, antardepartemen, mitra bisnis, atau dengan pihak eksternal lainnya.

negosiasi dan konflik
negosiasi-dan-konflik

Negosiasi dilakukan atas dasar proses tawar-menawar. Proses tawar-menawar itu memiliki dua jenis, yaitu tawar-menawar distributif dan tawar-menawar integratif. 

1. Tawar-menawar Distributif 

Tawar Menawar Distributif: Dalam tawar menawar distributif, setiap pihak berusaha untuk mendapatkan sebanyak mungkin nilai yang tersedia, dan kemenangan salah satu pihak sering dianggap sebagai kekalahan pihak lain. Pendekatan ini didasarkan pada gagasan bahwa sumber daya atau nilai tertentu terbatas, dan kemenangan salah satu pihak dianggap sebagai kerugian pihak lain.

2. Tawar-menawar Integratif 

Tawar menawar integratif: Tawar menawar integratif melibatkan kerja sama yang lebih besar di mana kedua belah pihak bekerja sama untuk mencapai solusi yang menguntungkan kedua belah pihak. Metode ini didasarkan pada keyakinan bahwa ada peluang untuk menciptakan nilai tambahan dan bahwa kesepakatan dapat dicapai tanpa membuat salah satu pihak dirugikan. Strategi tawar menawar integratif berfokus pada penciptaan nilai bersama, di mana kedua belah pihak bekerja sama untuk mencapai solusi yang saling menguntungkan.

Menurut Robbins (2007), ada beberapa tahap yang harus diperhatikan selama proses negosiasi, yaitu: 

1. Persiapan dan Perencanaan 

Tahap awal sebelum melakukan negosiasi kedua belah pihak atau lebih perlu mengetahui apa tujuan dari mereka melakukan negosiasi dan memprediksi apakah hasil yang mungkin diperoleh dari yang terbaik hingga yang terburuk

2. Mendefinisikan aturan dasar 

Setelah melakukan tahap persiapan dan perencanaan, selanjutnya ked ua belah piha atau lebih menentukan aturan-aturan dan prosedur dasar untuk negosiasi. Dalam fase ini, para pihak juga akan bertukar proposal atau tuntutan awal mereka.

3. Klarifikasi dan justifikasi

Setelah mengetahui dan menentukan aturan-aturan dasar, baik pihak pertama maupun kedua harus dapat memberikan pemaparan, menguatkan, mengklarifikasi, mempertahankan, dan menjustifikasi tuntutan awal.

4.Tawar menawar dan Pemecahan Masalah 

Dalam tahap ini terjadi proses tawar-menawar dan mencari solusi yang didapatkan dari hasil negosiasiyang dilakukan oleh kedua belah pihak atau lebih.

5. Penutupan dan Implementasi 

Fomalisasi kesepakatan yang dibuat berdasarkan hasil negosiasi setelah itu menyusun prosedur untuk melaksanakan hasil dari negosiasi tersebut, melakukan implementasi dari hasil negosiasi tersebut, dan melakukan pengawasan pelaksanaan. 

Maka dari itu, Konflik dan negosiasi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu organisasi. Konflik dapat terjadi karena adanya perbedaan pendapat, tujuan, nilai, maupun kepentingan yang bertentangan antara individu atau kelompok dalam organisasi. Namun, konflik dapat memiliki efek positif atau negatif tergantung pada jenis konfliknya. 

Sedangkan negosiasi dilakukan sebagai upaya untuk mencari jalan keluar dari konflik tersebut. Negosiasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti negosiasi integratif dan distributive. Tujuan dari negosiasi ini adalah mencapai kesepakatan bersama yang saling menguntungkan bagi kedua pihak. Oleh karena itu, kemampuan mengelola konflik dan melakukan negosiasi dan didasari dengan etika merupakan salah satu hal yang sangat penting guna untuk meningkatkan perusahaan baik dari aspek internal maupun eksternal. yang mana untuk menjaga hubungan antarindividu atau kelompok dalam organisasi serta meningkatkan produktivitas dan kepuasan kerja, 

1 Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *